Translate

Selasa, 20 Juni 2017

Food Combining: Sehat dan Murah

Sudah lima bulan usia anak saya. Sejak melahirkan, banyak sekali yang saya kerjakan dan yang mereka (keluarga) kerjakan. Tentu saja, kehadiran bayi mengalihkan banyak perhatian, dan tentu saja hal utama yang harus diprioritaskan adalah soal kesehatan. Kesehatan untuk ibu dan bayi itu sendiri.

Ngomong-ngomong soal kesehatan, sejak hamil saya pelaku food combining (masih abal abal sih) karena sering melanggar. Tapi, setiap pagi, jeruk nipis dan jus ga pernah lewat. Hasilnya, alhamdulilah anak saya putih dan bersih banget (emang ngaruh? ngaruhlah).

Setelah melahirkan para orangtua sibuk menjejali makanan. Sayur, ikan, bubur kacang, roti, dll. Supaya asinya banyak. dan pola makan food combining pun terlupakan. saya tidak menyalahkan siapa siapa, toh saya sendiri selalu merasa lapar dan ga peduli dengan apa yg saya makan. hampir tiap hari saya merasa lemas, sakit lutut, sakit punggung, sakit kepala dan sakit perut. Karena saya menyusui, saya pikir saya kurang kalsium. Akhirnya setiap hari saya tambah roti, susu, keju, sereal, daging. Namun, sakit sakit itu ga hilang. setelah usia anak saya 4 bulan saya baca baca lagi artikel food combining, lucu dan seru juga buka twitnya erikar lebang. Saya mulai lagi pola makan food combining, meskipun makan siang sudah dimulai di jam 11. tiap pagi saya minum jus tanpa gula dua atau tiga gelas, siang saya makan nasi dan sayur, kadang direbus atau di sop. kalau lapar makan lagi, sampai malam,  ayam dan ikan sesekali. saya sudah tidak minum susu dan tidak makan roti, keju, atau makanan olahan lain. Saya tambah minum air putih, sesekali sop buah.

Sudah dua minggu saya menjalani FC, alhamdulilah semua keluhan itu hilang. Lemas, sakit punggung, lutut, perut dan kepala sudah tidak ada.
Saya semakin yakin dengan pola makan ini, bagaimana pun makanan dan minuman alami lebih baik. Semoga saya konsisten menjalankan Food Combining

Tidak ada komentar:

Posting Komentar