Translate

Kamis, 23 Oktober 2014

Mesin Waktu (Time Machine)


It’s been an honour for me to take pictures of my friend’s poems book. Meitha KH wrote a poems book entitled “Mesin Waktu” (Time Machine). “Mesin Waktu (Time Machine)” is an anthology of 49 poems written between 2002 – 2012. Meitha KH is well-knowned as a presenter at MQTV and a writer for several articles and publications. We can read more about her on her blog at : http://meithakh.blogspot.com
Soni Farid Maulana, who wrote the “Mesin Waktu” introduction, told that Meitha’s poems were talking about love in socio-religious and even more, in mystical-religious point-of-view. Soni said that Meitha’s poems were very personal, simple, but full of meanings and nuances. Well, I couldn’t make any judgement or review about the content of “Mesin Waktu” because I don’t have a literature background and I’m not a valid and reliable person to make any assessment about poetry.
What I could do was just trying to produce a still-life photography about this book. This poems anthology related with ‘time’ so I configured its visual with “time-related” accessories. I used a clock and a calendar (which then I made some cuts of the calendar) and I set them on a multi/still-life table. I used a variety set of lighting by using 2 softboxes and a halogen lamp. (Zakaria Lantang)

Lomba Menggambar dan Mewarnai




Dalam rangka hari ozon internasional beberapa teman menggelar acara lomba menggambar dan mewarnai. Menjadi juri dalam acara tersebut merupakan pengalaman yang menyenangkan buat saya. Dapat menikmati kreatifitas anak-anak bangsa yang luar biasa. Antusias dan dukungan orangtua para peserta pun sangat terasa, Acara ini digelar pada tanggal 21 September 2014 bertempat di ruang terbuka Taman Cilaki Bandung.

Pasir Putih Pantai Sawarna - Pikiran Rakyat 6 September 2014




Siapa sangka, di daerah Bayah, perbatasan antara Propinsi Jawa Barat dan Banten ini, terdapat pesona alam yang tersembunyi. Ya, pantai Sawarna. Pantai dengan panjang sekitar 65 kikometer  ini merupakan  surga yang tersembunyi di laut selatan. Siapa sangka pula, jika kita meneruskan perjalanan sekitar 1,5 jam dari Karang Hawu Pelabuhan Ratu ini, kita bisa menemukan pantai tersebut. Pantai dengan hamparan pasir putih dan bersih, dengan air laut yang jernih, dan gulungan ombak menderu-deru ke sudut kalbu, menenangkan hati dan menyegarkan pikiran.
            Pantai Sawarna ini berada di wilayah Kampung Gendol. Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Pantai pemilik debur ombak yang indah ini berjarak sekitar 150 km dari pusat kota Rangkasbitung atau sekitar 4 jam dari kota Sukabumi.  
            Menuju Pantai Sawarna bukan merupakan perjalanan yang sulit. Setelah melewati Pelabuhan Ratu dari arah Sukabumi, kita dapat melanjutkan perjalanan sekitar 1,5 jam. Jika kita menggunakan kendaraan umum, kita bisa berhenti di pinggir jalan utama menuju pantai Sawarna. Tersedia jasa ojek di situ dengan jarak tempuh 12 km. Sesampainya di desa Sawarna, kita akan menyusuri sebuah gang  dengan melewati jembatan gantung, lalu kita diharuskan membayar karcis seharga lima ribu rupiah. Di situlah pusat wisata Pantai Sawarna. Dan di situ pula penginapan-penginapan kecil mulai terlihat dan lautan biru semakin tampak.
            Pantai Sawarna, pada mulanya dikunjungi oleh wisatawan asing dari Amerika, Australia, Jepang dan Korea. Kebanyakan wisatawan tersebut  gemar bermain Surfing (berselancar), mereka berangkat dari arah Pangandaran menggunakan kapal kecil dan menemukan pantai ini. Terkagum-kagum dengan keindahan pantai dan pasir putihnya yang masih perawan, akhirnya para wisatawan asing itu menceritakan tentang Sawarna kepada teman-temannya. Selain ombaknya yang menantang untuk bermain surfing, di Pantai ini juga terdapat karang yang tinggi, yang dikenal dengan nama “Karang Taraje”. Sejak itulah, banyak wisatawan asing yang datang ke pantai ini, dan sejak itu pula, penduduk sekitar mulai mengelola pantai tersebut dan membuat beberapa penginapan atau “Home Stay”.
            Untuk penginapan atau homestay, harga yang ditawarkan cukup beragam. Mulai dari 150 ribu sampai 350 ribu rupiah. Tergantung fasilitas yang akan kita pilih. Pemilik penginapan menyediakan tempat tidur, kamar mandi, kipas angin, dan AC. Untuk urusan makan, pemilik penginapan juga menyediakan makan 3x sehari. Kita bisa memilih makan di tempat penginapan atau membeli terpisah di kedai makan dekat pantai Sawarna.
            Bukan hanya kawasan itu saja yang tersedia di Sawarna. Sekitar 7 km dari depan gang, kita bisa menemukan  penginapan yang lain yang dibangun di sisi pantai tanpa perlu membayar karcis. Hanya saja, di kawasan itu tidak begitu ramai. Rata-rata, para wisatawan memilih untuk tinggal di pusat kawasan utama untuk berselancar dan menikmati keindahan pantai.
            Meskipun pantai Sawarna belum dikelola oleh pemerintah propinsi, masyarakat setempat sudah mulai membangun daerah pariwisata tersebut. Hampir seluruh penduduk sekitar pantai, membangun penginapan kecil dan kedai-kedai makan di pinggir pantai. Kita dapat menikmati berbagai jenis ikan laut yang masih segar; seperti kepiting, bawal, udang, cumi, dan lain-lain.
            Lantas, apa saja yang dapat kita temukan di daerah tersebut? Ternyata banyak keindahan yang dapat kita resapi di daerah ini. Selain keindahan pantai dan pasir putihnya, kita juga dapat berkeliling untuk melihat gua dan karang. Salah satu karang yang cukup terkenal adalah Karang Taraje. Di Karang ini, Anda dapat memandang pantai dengan bentangan karang yang besar dan luas, juga cekungan karang yang membentuk kolam di antara sela karang. Cekungan tersebut berisi ikan yang sering dijadikan tempat memancing oleh penduduk setempat. Hal lain yang dapat kita temukan adalah agrowisata di area pesawahan. Kita dapat mencari batu-batu hias di sungai Cisawarna, mengunjungi tempat pelelangan ikan, melakukan panjat tebing, atau menuju suaka alam yang terletak di sebelah timur desa Sawarna.
            Nah, menarik bukan. Ternyata, masih banyak keindahan alam di pulau Jawa yang bisa kita nikamati dan kita syukuri keindahannya. Tempat ini cocok untuk liburan Anda  bersama teman-teman atau keluarga, bahkan bagi pasangan yang baru menikah dan ingin menikmati bulan madu.

           
           

             

Selasa, 08 Juli 2014

Puisi-puisi di Bali Post



Cimandiri

Membayang-bayang terbayang-bayang
Sungai Cimandiri kekal di ingatan
Sewaktu muda, tubuh kita belia
Kau petik bunga, pipiku merah merona

Di kiri sungai itu, rumput kian belukar
Duduk kita di atas batu. Besar juga bisu
Langit lebih cerah dari sekarang
Kekhawatiran lebih lenyap dari masa depan

Bening sungai memanjang di batinku
Tanpa perahu menuju pulang
Hanya dayung kenangan

Bening sungai di matamu
Cimandiri waktu itu
Begitu lugu

2014



Terlampau Aku

Terlampau sering kita berputar
Sampai sesat di jalan
Sampai lupa arah pulang

Terlampau banyak tempat untuk singgah
Sampai debu-debu melekat di tubuhku
Sampai langkah sulit berpacu
Sampai pada ingin menyerah

Terlampau sering kita mencari
Kesempurnaan dari luar diri
Kelengkapan yang tiada henti

Sampai segala yang kita miliki
Lama-lama pergi
Tak ada arti

2014

Panda, Suka Biskuit Loh! (Pikiran Rakyat, Juni 2014)

Siapa yang punya boneka Panda di rumah? Atau pernah melihat binatang Panda? Sobat percil tentu tahu apa itu Panda. Banyak film yang menayangkan tentang Panda, bahkan boneka Panda dapat kita temukan di toko boneka sekitar kita.  Panda memang binatang yang lucu. Binatang mamalia ini dikelompokkan ke dalam keluarga Beruang yang berasal dari Tiongkok Tengah. Panda besar tinggal di daerah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet. Sebenarnya Panda ini merupakan binatang Karnivora atau pemakan daging. Tetapi sebagian besar Panda, hanya memakan tumbuh-tumbuhan seperti bambu. Jika Panda sedang makan, telinganya bergerak-gerak saat mengunyah. Lucu kan sobat percil?
            Sobat percil tahukah apa makanan favorit binatang Panda ini? Ternyata Panda suka sekali dengan biskuit. Ya, ada sebuah pabrik biskuit di Cina yang berhasil menciptakan biskuit yang digemari Panda. Panda-panda yang kekurangan gizi mengkonsumsi biskuit itu dengan lahap di pusat pemeliharaan panda raksasa Chendu di Provinsi Sichuan. Tapi, mengapa ya Panda itu bisa suka dengan biskuit tersebut? Waah, sobat percil ternyata bentuk biskuit tersebut dibuat mirip dengan bentuk bambu. Di dalam biskuit tersebut terdapat serat dan vitamin untuk meningkatkan nutrisi binatang yang semakin punah ini.
            Saat ini, di seluruh Cina, diperkirakan hanya ada 1000 Panda yang hidup di hutan, 120 di kebun binatang dan pusat penelitian. Dalam 20 tahun terakhir binatang ini telah berkurang sampai 40 %. Nah, jika makanan favorit Panda adalah biskuit, lalu makanan favorit sobat percil apa ya?





Buka Puasa di Kawasan Punclut (Pikiran Rakyat, Juli 2014)




Di tengah hiruk-pikuknya perkotaan dan pekerjaan, menyebabkan kita membutuhkan suasana yang berbeda. Suasana yang dapat menyegarkan badan dan pikiran. Suasana yang menghilangkan penat dan jauh dari kebisingan. Kebutuhan-kebutuhan untuk menyeimbangkan kehidupan itu, bisa kita dapatkan dengan memilih tempat yang tepat. Tempat yang mengalirkan sejuknya angin dari dedaunan dan pemandangan yang begitu hijau. Tempat dimana kita bisa menikmati cahaya matahari yang tenggelam di senja hari. Tempat yang menyediakan makanan tradisional dengan cita rasa pedesaan. Ya, dimana lagi kalau bukan di kawasan Puncak Ciumbuleuit Utara.
            Kawasan yang dikenal dengan sebutan Punclut ini terletak di dataran tinggi Ciumbuleuit. Berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota Bandung, atau hanya 3 kilometer dari pusat perbelanjaan Cihampelas. Jika Anda tidak membawa kendaraan, tidak perlu khawatir. Anda bisa menggunakan angkot jurusan Ciumbuleuit dan membayar ongkos sebesar tiga ribu rupiah. Dari pertigaan Ciumbuleuit, Anda bisa menyewa ojek dan membayar sekitar 10 sampai 15 ribu rupiah. Untuk Anda yang ingin lebih sehat, dari pertigaan tersebut Anda bisa berjalan kaki ke kawasan Punclut.
            Setibanya di sana, Anda akan menjumpai warung-warung makan berjajar sepanjang jalan. Warung-warung yang terbuat dari kayu dan bambu itu sengaja dibuat lesehan yang beralaskan karpet, agar pengunjung dapat makan dengan santai. Persis seperti ketika kita duduk di bale-bale dan memandang bukit berhias sawah dan kebun. Sambil menikmati makanan khas Sunda, kita juga bisa menyegarkan tenggorokan dengan sajian es kelapa muda.
            Makanan yang tersedia di kawasan Punclut ini mayoritas makanan khas Sunda, seperti; nasi timbel, ayam bakar, pepes ikan, tahu, tempe, ikan asin dan sambal. Tersedia juga lalapan dan sayur asem. Dengan harga yang relatif terjangkau, kita bisa menikmati ini seperti masakan rumah. Untuk anda yang ingin menikmati makanan lain, tak perlu khawatir, beberapa restoran juga memiliki menu tambahan lain.
            Warung-warung dan kafe di kawasan ini dibuka setiap hari. Mulai jam Sembilan pagi sampai jam sepuluh malam. Tapi jangan salah, beberapa warung tenda ada yang buka sampai 24 jam. Di warung-warung ini kita dapat mendengar alunan musik yang mengalun jika malam menjelang.
            Lantas bagaimana jika kita ingin menyelenggarakan acara di kawasan ini? Tentu saja di Punclut terdapat restoran yang menyediakan fasilitas tersebut. Salah satunya adalah Rumah Jati Bono. Restoran dengan bangunan yang terbuat dari kayu ini memiliki dua lantai. Di lantai satu, tersedia beberapa sofa dan kursi rotan, sedangkan lantai dua dibuat dengan konsep lesehan beralaskan tikar. Restoran ini bisa disewa untuk beberapa acara seperti pernikahan, meeting, ulang tahun, dan lain-lain. Dengan tambahan halaman belakang yang terbuka, tempat ini sangat cocok untuk acara kumpul-kumpul, baik dengan gaya outdoor maupun indoor.
            Nah, tunggu apalagi. Untuk Anda yang ingin menikmati makanan tradisional dengan suasana yang alami, kita bisa segera menuju ke sana. Apalagi di bulan Ramadhan ini, cocok untuk menyelenggarakan acara buka puasa bersama keluarga atau teman-teman.
           
           



Rabu, 23 April 2014

Dibuai Pesona Karma Kandara (Pikiran Rakyat, April 2014)

Dibuai Pesona Karma Kandara
Oleh Meitha KH




Alam, memang selalu meninggalkan keindahan yang lekat di ingatan. Alam di Negeri kita ini, di tengah bencana yang meninggalkan duka, akan ada manfaat yang luar biasa. Di sekitar kita, di Indonesia, ternyata masih banyak sudut-sudut alam yang dapat kita nikmati dan kita cecap pesonanya. Seperti di Kecamatan Kuta  Selatan, Kabupaten Badung, Desa Ungasan, di Pulau Bali, terdapat sebuah kawasan atau pantai yang disebut  Karma Kandara.
                
Karma Kandara merupakan salah satu tempat wisata favorit di Uluwatu selain Pantai Dreamland. Untuk menuju tempat ini, membutuhkan waktu lebih kurang 30 menit dari Bandara Ngurah Rai bila menggunakan motor dan jarak tempuhnya sekitar 27 km dari kota Denpasar.
                
Aroma laut dan aroma udang. Siapa yang tidak tertarik dengan suasana ini. Menikmati makanan laut dan minuman dingin, di bawah atap bambu, memandang matahari tenggelam dengan lautan yang jernih. Batuan dan lumut hijau begitu transparan. Hidup semakin menggairahkan, duduk di restoran dengan bangunan yang natural, di sisi pantai Karma Kandara. Di bawah tebing melahap angin.
                
Memasuki tempat ini, dari area parkir, kita akan melewati sebuah lorong beratapkan daun-daun. Cahaya matahari menyelinap melalui tanaman rambat itu, menyentuh wajah kita. Dinding lorong terbuat dari batu-batu besar . Sekitar 200 meter, kita akan berjalan menuju tempat pertama, sebuah restoran di atas tebing dan kolam renang di sampingnya, juga hamparan laut di bawahnya.
                
Sedangkan untuk menuju pantai dan restoran bambu di bawah, kita harus menggunakan lift, semacam kereta gantung yang turun menyusuri tebing tersebut. Meskipun kawasan ini adalah sebuah resort dan pantai khusus untuk tamu yang menginap, bagi kita yang hanya ingin menikmati pantainya, dapat juga turun ke pantai tersebut dengan membeli tiket masuk seharga 250 ribu rupiah. Harga yang cukup pantas untuk pantai seindah ini.
                
Tapi tidak perlu khawatir, jika kita ingin menikmati pantai tersebut secara gratis, masih ada cara lain, hanya saja memang membutuhnkan tenaga lebih. Untuk memasuki area pantai, kita harus berjalan kaki melewati lorong sempit di antara tembok pagar pura dan hotel sampai di bibir tebing yang tingginya sekitar 150 meter, lalu menuruni 340 anak tangga yang berkelok. Cukup menantang bukan?
                
Di pantai ini, pengunjung tidak akan menemukan sampah. Pantainya begitu bersih, air laut pun sangat jernih berwarna hijau kebiruan. Tidak sedikit wisatawan asing yang berlibur di pantai tersebut, untuk sekadar bersantai, bermain selancar, bermain pasir, berjemur, berpesta, dan menikmati makanan di restoran bambu. Berbagai  makanan tersedia di sini, seperti daging gurita yang begitu lezat, salad yang segar, dan minuman dingin yang membebaskan keringnya tenggorokan.  
                
Bukan hanya itu, Kawasan pantai yang disebut sebagai “Private Beach” ini,  menyediakan 46 Villa dengan tipe yang beragam. Ada 5 tipe dengan fasilitas dan pemandangan yang berbeda, seperti: Luxury Pool Villa, Ocean View Luxury Pool Villa, Grand Luxury Pool Villa, Ocean View Grand Luxury Villa, Cliftt-Front Residence, dan Grand Cliff-Front Residence. Kita dapat memilih pemandangan yang kita suka: kolam, laut lepas, atau tebing. Bagi Anda yang ingin berlibur atau ingin menikmati bulan madu. Tempat ini sangat cocok untuk dicoba. Kamar berukuran standart dapat diisi dari 2 sampai 4 orang. Sementara yang berukuran besar berbentuk rumah mewah dengan 3 lantai. Dilengkapi kolam renang pribadi di halaman belakang yang meghadap pantai, juga beberapa gazebo atau bale-bale kecil. Tipe ini cocok untuk liburan keluarga. Di lantai satu, tersedia satu kamar  tidur utama, 1 kamar tidur anak, ruang keluarga, ruang olahraga, ruang meeting, bioskop mini, dan dapur. Di lantai dua terdapat 2 kamar tidur,sedangkan lantai tiga khusus untuk massage dengan atap sedikit terbuka dan menghadap ke laut.  
                
Seperti fasilitas resort pada umumnya, layanan  Spa dan Sauna tersedia juga di sini. Namun yang istimewa adalah, kita bisa memanjakan tubuh tersebut sambil memandang pantai. Whirlpool yang terletak di atas bukit, ruang pijat setengah terbuka, semilir angin menyusup telinga. Ah, apalah namanya jika bukan surga. 
                
Ya, Karma Kandara memang menggoda. Tempat ini memiliki atmosfir yang berbeda dengan tempat lainnya. Berbagai inspirasi akan kita dapatkan di kawasan ini.




Senin, 24 Maret 2014

Museum Geologi: Gudang Ilmu Pengetahuan


Berkunjung ke sebuah kota biasanya tidak lepas dari makanan, fashion, dan tempat-tempat wisata lain yang diperbincangkan banyak orang. Tetapi tidak semua wisatawan atau masyarakat bersedia meluangkan waktunya untuk mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah. Salah satunya adalah museum. Ada beberapa museum yang bisa kita kunjungi khususnya di kota Bandung. seperti Museum Geologi yang terletak di jalan Diponogoro 57 Bandung.

Museum Geologi yang menjadi gudang ilmu pengetahuan ini memang menarik untuk dikunjungi. Gedung yang pada mulanya diperuntukan bagi laboraturium geologi ini, didirikan pada tahun 1928. Kemudian pada tanggal 16 Mei 1929, bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV, diresmikanlah gedung tersebut sebagai Museum Geologi dengan nama Geologische Museum.

Dengan membayar tiket masuk seharga tigaribu rupiah, kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dari museum ini. Dimulai dengan melihat  berbagai masa kehidupan seperti; Arkeozikum (Masa Kehidupan Purba), Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal), Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua), Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah), dan Kenozoikum (Masa Kehidupan Baru).  Dan kita juga dapat melihat secara langsung koleksi fosil-fosil yang ada pada setiap masa tersebut.

Selain itu, sejarah kota Bandung , manusia purba, asal mula bumi, dan tektonik Indonesia dapat kita pelajari di sini. Sementara di lantai dua, di museum geologi ini menyediakan simulasi gempa bumi yang dapat dicoba oleh para pengunjung. Tentu dengan tata cara penggunaan dan penanganan yang harus kita lakukan jika gempa bumi terjadi. Menarik bukan?
Pengetahuan-pengetahuan seperti ini barangkali memang sudah kita dapatkan di sekolah-sekolah. Tetapi, di Museum Geologi, kita akan  takjub dengan visualisasi  yang terpajang di sana, seperti fosil dinosaurus, tengkorak manusia purba, dan sebagainya.

Jika diperhatikan dari sisi pengunjung, Museum Geologi merupakan museum yang cukup banyak diminati. Berdasarkan data diperoleh, pada tahun 2001, pengunjung Museum Geologi berada di angka 107.797, pengunjung Museum ini memang meningkat setiap tahunnya, sampai pada tahun 2012 mencapai 329.900 pengunjung. Terkecuali untuk tahun 2008 dan 2012 sempat mengalami penurunan. Itu pun tidak  lebih dari 20%. Namun demikian, mayoritas pengunjung tersebut didominasi oleh pelajar tingkat  SMP. Apakah dikarenakan memenuhi tugas sekolah? Atau Museum Geologi menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika Study Tour?

Menurut Lutfi Zulkifli S.Ikom, M.A.P , 30, selaku Humas dan Pelayanan Publik di Museum Geologi, jumlah pengunjung museum memang stabil dan cenderung meningkat. Diakui  Lutfi,  mayoritas pengunjung berasal dari luar kota seperti jawa tengah , yakni rombongan para pelajar SMP dan SMU.

Meningkatnya jumlah pengunjung Museum Geologi tentunya dikarenakan hasil dari  Program sosialisasi dan komunikasi yang bekerjasama dengan badan geologi. Sosialisasi tersebut terdiri dari ilmu kebumian dan kemuseuman. Bentuk sosialisasi yang sudah dilakukan berupa , pameran, penyuluhan, dan eksekusi ke lapangan (memberikan contoh batuan-batuan). Penyuluhan dapat berupa workshop tentang bahaya gempa, sumber daya dan potensi mineral, dan sebagainya.  Dan sasaran dari penyuluhan tersebut dikuhusukan untuk guru-guru geografi dan komunitas.

Sementara dari media komunikasi, Museum Geologi sudah memiliki website dan buku panduan serta  majalah yang disebar di tempat-tempat tertentu. Dan pada tahun 2014 ini, Museum Geologi akan menggelar ulang tahun hari bumi pada bulan Mei dengan kegiatan Menanam 1000 pohon dan pameran tentang cekungan kota Bandung, Bandung Purba, dan sebagainya.

Senin, 17 Maret 2014

Sajak-sajak Meitha KH - Pikiran Rakyat, Maret 2014



Sajak-sajak Meitha KH

Aku Ingin Mencatat Namamu Sekali Lagi: Indonesia!

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi
Sekali lagi!
dengan getah jantung pisang
dengan  sisa pembakaran
dengan Rumput-rumput usang
dengan lumpur di dasar kolam
dengan hitamnya bambu, lembapnya kayu,
dan abu tembakau

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi

meski darah mencuat, meski ternak di ladang pucat                                                             
meski banjir demi banjir merata dan memuncak
meski getar dan debar bumi di belahan manapun bergolak
meskipun pemimpin-pemimpin negeri ini berpesta dengan semarak

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi

sambil melempar benih peperangan
sambil mengulum buah kecemburuan
sambil merangkai bunga perpecahan
sambil menyiram kawan dan lawan

agar semuanya menjadi kebun, menjadi taman,
menjadi surga dalam dunia yang semakin serampangan

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi

di antara debur-debur pantai
di liuk gunung-gunung gersang
di sepanjang jalan berlubang
di sela gedung runtuh sebab penuh keangkuhan

Aku ingin mencatat namamu sekali lagi
Hanya sekali lagi!

Bandung, 2014




 Sajak-sajak Meitha KH


Ilusi


I
Semburat langit menyergap jantungku
pada matamu, barangkali akan kutemukan gerbang perhentian
Aku yang setia dengan kenangan,
lagi-lagi putus asa dengan potret-potret lama
II
Ini kamar masa depan
ranjangnya berderak tak karuan
merekam setiap ketakutan
lalu kita gugup membaca bayangan
Kau kabur, aku mengabur
Kau terkapar, aku kelakar
Kau menepi, aku menyepi
III
Langit temurun sunyi
Kita pelan-pelan berhenti
Kita lambat laun mati

Bandung, 2014