Berkunjung ke sebuah kota biasanya tidak
lepas dari makanan, fashion, dan
tempat-tempat wisata lain yang diperbincangkan banyak orang. Tetapi tidak semua
wisatawan atau masyarakat bersedia meluangkan waktunya untuk mengunjungi
tempat-tempat yang bersejarah. Salah satunya adalah museum. Ada beberapa museum
yang bisa kita kunjungi khususnya di kota Bandung. seperti Museum Geologi yang
terletak di jalan Diponogoro 57 Bandung.
Museum Geologi yang menjadi gudang ilmu
pengetahuan ini memang menarik untuk dikunjungi. Gedung yang pada mulanya diperuntukan bagi
laboraturium geologi ini, didirikan pada tahun 1928. Kemudian pada tanggal 16
Mei 1929, bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV, diresmikanlah
gedung tersebut sebagai Museum Geologi dengan nama Geologische Museum.
Dengan membayar tiket masuk seharga
tigaribu rupiah, kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dari museum ini. Dimulai
dengan melihat berbagai masa kehidupan
seperti; Arkeozikum (Masa Kehidupan Purba), Proterozoikum (Masa Kehidupan Awal),
Paleozoikum (Masa Kehidupan Tua), Mesozoikum (Masa Kehidupan Tengah), dan
Kenozoikum (Masa Kehidupan Baru). Dan kita
juga dapat melihat secara langsung koleksi fosil-fosil yang ada pada setiap
masa tersebut.
Selain itu, sejarah kota Bandung ,
manusia purba, asal mula bumi, dan tektonik Indonesia dapat kita pelajari di
sini. Sementara di lantai dua, di museum geologi ini menyediakan simulasi gempa bumi
yang dapat dicoba oleh para pengunjung. Tentu dengan tata cara penggunaan dan
penanganan yang harus kita lakukan jika gempa bumi terjadi. Menarik bukan?
Pengetahuan-pengetahuan seperti ini
barangkali memang sudah kita dapatkan di sekolah-sekolah. Tetapi, di Museum Geologi,
kita akan takjub dengan visualisasi yang terpajang di sana, seperti fosil
dinosaurus, tengkorak manusia purba, dan sebagainya.
Jika diperhatikan dari sisi pengunjung, Museum
Geologi merupakan museum yang cukup banyak diminati. Berdasarkan data
diperoleh, pada tahun 2001, pengunjung Museum Geologi berada di angka 107.797, pengunjung
Museum ini memang meningkat setiap tahunnya, sampai pada tahun 2012 mencapai
329.900 pengunjung. Terkecuali untuk tahun 2008 dan 2012 sempat mengalami
penurunan. Itu pun tidak lebih dari 20%.
Namun demikian, mayoritas pengunjung tersebut didominasi oleh pelajar
tingkat SMP. Apakah dikarenakan memenuhi
tugas sekolah? Atau Museum Geologi menjadi salah satu tempat yang wajib
dikunjungi ketika Study Tour?
Menurut Lutfi Zulkifli S.Ikom, M.A.P ,
30, selaku Humas dan Pelayanan Publik di Museum Geologi, jumlah pengunjung
museum memang stabil dan cenderung meningkat. Diakui Lutfi,
mayoritas pengunjung berasal dari luar kota seperti jawa tengah , yakni
rombongan para pelajar SMP dan SMU.
Meningkatnya jumlah pengunjung Museum
Geologi tentunya dikarenakan hasil dari Program
sosialisasi dan komunikasi yang bekerjasama dengan badan geologi. Sosialisasi
tersebut terdiri dari ilmu kebumian dan kemuseuman. Bentuk sosialisasi yang
sudah dilakukan berupa , pameran, penyuluhan, dan eksekusi ke lapangan
(memberikan contoh batuan-batuan). Penyuluhan dapat berupa workshop tentang
bahaya gempa, sumber daya dan potensi mineral, dan sebagainya. Dan sasaran dari penyuluhan tersebut
dikuhusukan untuk guru-guru geografi dan komunitas.
Sementara dari media komunikasi, Museum
Geologi sudah memiliki website dan buku panduan serta majalah yang disebar di tempat-tempat
tertentu. Dan pada tahun 2014 ini, Museum Geologi akan menggelar ulang tahun
hari bumi pada bulan Mei dengan kegiatan Menanam 1000 pohon dan pameran tentang
cekungan kota Bandung, Bandung Purba, dan sebagainya.