Sudah lima bulan usia anak saya. Sejak melahirkan, banyak sekali yang saya kerjakan dan yang mereka (keluarga) kerjakan. Tentu saja, kehadiran bayi mengalihkan banyak perhatian, dan tentu saja hal utama yang harus diprioritaskan adalah soal kesehatan. Kesehatan untuk ibu dan bayi itu sendiri.
Ngomong-ngomong soal kesehatan, sejak hamil saya pelaku food combining (masih abal-abal sih) karena sering melanggar aturan. Tetapi, setiap pagi, jeruk nipis dan jus tidak pernah terlewat. Hasilnya, alhamdulilah anak saya putih dan bersih banget (Memang ngaruh? Ngaruhlah).
Setelah melahirkan, biasanya orangtua sibuk menjejali makanan pada saya sebagai ibu menyusui. Sayur, ikan, bubur kacang, roti, dll. Mereka bilang supaya asinya banyak. Alhasil, pola makan food combining pun terlupakan. Saya tidak menyalahkan siapa siapa, toh saya sendiri selalu merasa lapar dan terkadang tidak peduli dengan apa yang saya makan. Hampir setiap hari saya merasa lemas, sakit lutut, sakit punggung, sakit kepala dan sakit perut. Karena saya menyusui, saya pikir saya kurang kalsium. Akhirnya, saya mulai menambah roti, susu, keju, sereal, dan daging. Namun, rasa sakit tersebut tidak juga hilang.
Setelah usia anak saya empat bulan, saya membaca kembali artikel tentang food combining. Lucu dan seru juga membuka twitnya Erikar Lebang. Saya mulai mencoba kembali pola makan food combining, meskipun jam makan siang dimulai pada pukul 11.00.
Setiap pagi, saya minum jus tanpa gula dua atau tiga gelas, siang hari saya makan nasi dan sayur. Jika lapar, saya makan lagi sampai malam dengan menu ayam atau ikan. Saya tidak lagi minum susu dan tmakan roti, keju, atau makanan olahan lain. Saya justru menambah air putih, dan sesekali sop buah.
Sudah dua minggu saya menjalani FC, alhamdulilah semua keluhan itu hilang. Lemas, sakit punggung, lutut, perut dan kepala sudah tidak ada. Saya semakin yakin dengan pola makan ini, bagaimana pun makanan dan minuman alami lebih baik. Semoga saya konsisten menjalankan food combining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar