Lebih dari ribuan hari aku mengingat-Mu.
di tiap tepian jalan, terminal, stasiun,
dan jadwal-jadwal penerbangan:
mengingat-Mu di helaan nafas,
mewariskan abu,
meninggalkan bergelas-gelas ampas.
Minuman kita cintaku,
bukan lagi segelas teh tawar atau kopi panas.
aku diteguk hujan, dipeluk kemarau,
dihirup genangan air dan terik matahari.
lebih dari ribuan hari, aku mengingat-Mu.
suara-Mu menjelma zikir
dan aku senantiasa menjadi musafir.
Kebun Seni, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar